Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bagaimana Kita Harus Menilai Sosial Media Saat Ini?

Bagaimana Kita Harus Menilai Sosial Media Saat Ini

Susahnya membuat judul entri, suka-suka saja deh karena ini blog pribadi, akhirnya bisa juga membuat judul: Bagaimana Kita Harus Menilai Sosial Media Saat Ini? Bukan hanya saat ini sih sebenarnya, tapi ya setiap saat. Neg melihat berita media akhir-akhir ini? kalau iya berarti seperti yang aku rasakan.

Sekali lagi saat ini adalah waktu menjelang PEMILU Pemilihan Presiden dan wakilnya, ada 2 calon yang bisa disebut no 1 dan no 2 (tidak perlu aku sebutkan namanya). Pasti di hati anda sekalian sudah bisa menentukan siapa tokoh yang diidolakan. Kalau aku sendiri? entahlah, yang jelas semoga pemimpin ke depan adalah yang terbaik, yang bisa memberikan kenyamanan hati rakyat, kenyamanan hidup rakyat dan Indonesia agar menjadi negara yang bebas dari korupsi (ngayal dulu).

Bagaimana Kita Harus Menilai Sosial Media Saat Ini?

Aku tidak hobby membaca berita di media terutama yang isinya tentang politik, sara, kalau bersifat positif kadang aku membaca juga, tapi kalau isinya penghinaan, cemooh....malas membacanya, waste time. Dan aku harap jangan sampai kita menelan berita yang entah valid atau hanya rekayasa karena kepentingan-kepentingan tertentu yang tidak semuanya baik.

Kenapa kita harus terpengaruh dengan berita yang tidak valid, penuh rekayasa, itu bisa menjadikan emosi, fitnah dan dosa, lain halnya kalau kita bisa mengendalikan pikiran, berfikir sehat, punya mental yang sehat. Kita hidup di dunia ini juga punya aturan, dan setiap apa yang kita lakukan baik atau buruk akan dilihat oleh Allah. Jadi mending kita jangan langsung menelan mentah-mentah berita sosial media, mending kita selidiki  dulu kebenarannya.

Dia (ALLAH. SWT) tidak pernah tidur, dan kalau kita hidup di lingkungan yang sehat, punya teman yang berkarakter bagus, punya orang yang selalu bisa saling mengingatkan, itu akan lebih bagus, bukan malah sebaliknya misalnya teman kita, orang terdekat kita berlomba-lomba dengan ketidak benaran ini namanya sudah parah jadi harus dihindari. 

Manusia punya hati nurani yang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, kecuali orang ndableg yang selalu merasa benar sendiri. Cerdaslah mencari teman, cerdaslah mencari teman berbagi yang bisa dipercaya dan bisa saling mengingatkan disaat kita berbuat khilaf. Cerdaslah memilih pimpinan, menurut hati nurani, pemimpin yang mau kerja keras bukan hanya menggembor-gemborkan omongan.

Keterlaluan

Apa sih yang keterlaluan? iya di media, media sosial banyak orang yang sindir-sindirin menggunakan gambar meme yang memang menurutku tidak pantas dilihat, artinya menyakitkan. Bukan hanya dengan kata-kata mereka menyindir tapi juga dengan gambar. Pernahkah mereka memikirkan akibatnya, tanggung jawabnya kemudian? kecuali gambar yang masih terlihat mendidik dan pantas dilihat!!

Remove teman gara-gara black campaign

Nah ini dia, aku banyak melihat orang yang nge-remove teman yang nyepam dengan black campaign, kampanye hitam yang negatif. Ya itu tadi misalnya dengan menggunakan kata-kata yang berbau sara, mencemooh, menjelekkan, juga kampanya politik yang memakai gambar-gambar sindiran yang tidak sopan. Secara tidak langsung itu sama saja dengan menjelekkan diri sendiri, partai, calon pemimpin pilihannya.

Harapanku

Siapapun pemimpin ke depan, presiden ke depan semoga dialah yang tebaik, bisa merubah Indonesia menjadi lebih baik dari sebelumnya, standar dengan negara berkembang yang lain, internet tidak lemot, semua diberi kemudahan dengan sistim online, pendidikan gratis untuk yang kurang mampu/sekolah negeri. Pemimpin yang bisa mencerdaskan bangsa, sederhana, menjadi contoh dan panutan.

Dan pepatah orang-orang yang selalu aku lihat: siapapun presidennya, sebagai rakyat biasa, kita uang juga nyari sendiri, beras beli pakai uang sendiri, hutang dibayar sendiri, mosok dibayar oleh pemerintah (konyol tapi benar) tapi jangan tidak memilih! Saat ini rakyat penduduk Indonesia pasti selalu berdoa agar tokoh idolanya terpilih, dialah yang terbaik. Sekian tulisanku, neg kadang melihat berita sosmed walau hanya judulnya, melihat judulnya saja kadang mau membaca sudah malas duluan karena tidak inspiratif.

Post a Comment for "Bagaimana Kita Harus Menilai Sosial Media Saat Ini?"