Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bagaimana Aku Harus Menanggapi Ramalan?

Bagaimana Aku Harus Menanggapi Ramalan?


Sudah menjadi takdir dan ketentuan Allah bahwa kita hidup di jaman ini, saat ini, dan aku lahir, hidup di lingkungan masyarakat jawa. Di lingkungan orang-orang yang beragama, dan Islam adalah agamaku. Agak sensitif sebenarnya kalau membahas soal agama, takut mengundang perdebatan.

Islam adalah satu, dengan ajaran yang sama dan juga satu, tidak harus terbelah-belah dan menjadi perdebatan. Sekali lagi aku bilang, sensitif kalau membahas sesuatu yang berhubungan dengan agama. Tapi dalam meyakini, melaksanakan ajaran agama pun harus sesuai dengan panduan yang benar, yang tidak ditambah-tambahi atau dikurangi agar tidak menyimpang.

Aku sendiri, adalah....orang yang sedang belajar tanpa batas waktu. Bicara soal belajar, selalu saja kurang, tapi setidaknya setiap yang kupelajari akan membuat aku menjadi selangkah lebih maju, matang, memotivasi ke hal-hal yang positif dan benar, agar hidupku menjadi lebih baik, tanpa mengesampingkan cobaan, dan dugaan yang kadang datang di luar jangkauan, tetap bisa menghadapi (mengambil hikmah dari sebaliknya).

Cobaan dan takdir hidupku, itu salah siapa?

Tidak ada yang harus disalahkan tentang takdir perjalanan hidup di masa lalu dan yang sudah terjadi. Aku menjalani hidup dan melakukan sesuatu karena ada alasan dan niat yang baik, walau jalan itu penuh cobaan dan rintangan, selalu berharap agar ending nya akan lebih baik. Selalu ada peran Allah yang berada di dalamnya sebagai petunjuk jalan dan penolong, karena Dia memang selalu berada di hatiku dalam setiap detik langkah.


Bagaimana Aku Harus Menanggapi Ramalan?


Bagaimana Aku Harus Menanggapi Ramalan?

Pertanyaan itu ada hubungannya dengan artikel sebelum ini, dan kalau kita hidup di jawa pasti akan menemui adat-adat jawa yang sekarang ini masih agak kental dan dijalani oleh masyarakat. Iya memang, kita sebagai penghuni masyarakat harus bersosialisasi melestarikan adat budaya.

Dan sebagai penganut Islam, dalam melestarikan adat budaya tidak boleh mengarah ke perbuatan syirik (menduakan atau menyekutukan Allah). Percaya dengan remalan berarti mendahului sesuatu yang telah menjadi rahasia Allah. 

Jadi, sebaiknya aku ingin tetap berfikir secara wajar, dengan logika, berfikir cerdas, dan hanya percaya kepada Allah SWT. Bagi orang awam yang masih berpegang teguh dengan adat sebagai pedoman pasti tidak akan setuju, alasanya mungkin takut dikutuk nenek moyang, takut kualat....dll.

Lebih baik membiasakan diri utuk tetap berpegang dengan pedoman-Nya dan menghindari semua hal yang mengarah ke perbuatan syirik. Semoga kita Umat beragama Islam akan selalu diberi petunjuk hidayah, dan tetap bertoleransi terhadap penganut agama yang lain.

Post a Comment for "Bagaimana Aku Harus Menanggapi Ramalan?"