Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bergurau atau Nyindir?

Bergurau atau Nyindir?

Bergurau atau Nyindir?

Sepertinya dia bergurau tapi kenapa kata-katanya menyinggung perasaan? atau aku terlalu sensitif? Kita akan menangkap, menanggapi kata-kata yang keluar dari mulut orang lain hingga serentak memikirkannya.

Manusia punya naluri dan perasaan yang pada hakekatnya adalah sama. Sifat manusia berbeda-beda, ada orang yang bisa bersikap wajar dan bisa menjaga perasaan orang lain. Ada orang yang suka blak-blakan atau terus terang dalam berbicara tanpa mempedulikan perasaan orang yang dia ajak bicara.

Ya....semua itu tergantung niatnya, kadang ada kata-kata yang menyingung perasaan tapi niatnya adalah membangun, mengkritik untuk kemajuan, dan kita harus bisa membedakannya, saat kita melakukan khilaf.

Aku sendiri sering juga dikritik oleh orang lain, awalnya memang terasa menyakitkan, menyinggung perasaan tapi lama-lama aku sendiri menjadi sadar bahwa kritikan tersebut adalah baik, bermaksud mengingatkan, membangun.

Ada orang yang menganggap bahwa kata-kata yang tidak enak dirasakan tersebut adalah hal biasa, sebuah gurauan, hingga dia seenaknya bicara njeplak, entah dia menyadarinya atau tidak, mungkin dia terlalu ndableg.

Aku sering menghadapi hal tersebut, menanggapi kata-kata orang lain yang tidak sopan dan seperti nyindir, kalau aku tanggapi bisa menimbulkan emosi, jadi aku terpaksa (harus) sabar, lebih baik diam saja tanpa membalas kata-katanya. Ngalah itu nyesek, tapi kesan akhirnya pasti baik.

Berusaha untuk menahan emosi, mengendalikan diri dan selalu menjaga perasaan orang lain itulah yang selalu ingin aku terapkan. Hidup ini punya norma, etika, budi pekerti yang harus dijaga, diterapkan. Kebebasan juga ada batasnya, semoga kita semua selalu diberi petunjuk yang baik oleh-Nya.

Post a Comment for "Bergurau atau Nyindir?"