Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sebuah Perbedaan Pangkat, Status dan Kedudukan

Sebuah Perbedaan Pangkat, Status dan Kedudukan

Aku dilahirkan oleh Ibuku, oleh orang tuaku sebagai rakyat kecil alias rakyat biasa. Orang tuaku hanya berprofesi petani sampai saat ini. Aku juga tidak berpendidikan tinggi karena untuk mencapai jenjang pendidikan yang tinggi aku tidak mampu. Ditambah lagi aku memang dari kecil tak ingin memberi beban yang berat terhadap orang tuaku.

Atas kesadaran tersebut maka aku selalu berusaha menjadi anak, orang yang mandiri sampai saat ini. Mungkin banyak juga orang yang senasib dengan aku. Banyak juga orang seusiaku, teman sekolahku yang sukses dan punya profesi sebagai Abdi Negara atau peniaga yang sukses. 

Teknologi saat ini sudah semakin maju, jaman sudah semakin modern sehingga untuk menemukan teman-teman yang dulu satu sekolahan di SMP (seangkatan) juga bisa dengan mudah bisa dilakukan melalui sosial media. Kadang aku sadar diri dan kadang tidak saat aku memperlakukan mereka, kadang aku tidak sopan, maaf.
Kadang aku memperlakukan mereka yang terhormat, teman-teman yang punya pangkat, status, kedudukan aku perlakukan seperti teman masa sekolah dan aku terlupa bahwa mereka orang terhormat, pegawai tidak seperti aku yang selamanya hanya sebagai rakyat kecil, orang biasa.
Ya perbedaan itu ada, dan selalu ada, dan aku merasa lebih nyaman kalau bergaul dengan orang biasa, rakyat kecil yang punya level sama dengan aku. Aku selalu melihat ke belakang, siapa aku, sadar diri dari mana asalku. Aku pernah direndahkan karena hal tersebut bagiku sudah biasa.

Harusnya dari dulu aku menyadari hal tersebut, tapi kadang aku terlupa, aku khilaf. Aku sadar siapa aku, siapa mereka, yang penuh dengan perbedaan. Untung ada Allah yang memperlakukan umatnya, di hadapan Dia manusia punya kedudukan yang sama. Perbedaan tetaplah perbedaan dan pergaulanku bukan di kalangan orang-orang terhormat, aku bergaul dengan orang biasa, rakyat kecil.

Aku tetap berada di kalangan bawah. Aku sadar diri dan akan terus menyadarinya.