Belajar Menahan Diri Dari Tembang Jawa Mijil
TEMBANG MIJIL
Dedalane guna lawan sekti
Kudu andhap asor
Wani ngalah luhur wekasane
Tumungkula yen dipun dukani
Bapang den simpangi
Ana catur mungkur
ARTINYA:
Jalan menuju kekuatan dan kehebatan
Adalah sikap rendah hati
Berani mengalah, pada akhirnya akan mulia
Tunduklah bila dimarahi
Singkirilah angkara murka
Menjauhlah dari pembicaraan tak berguna
________
Mijil artinya lahir, salah satu fase penting yang dilewati manusia dalam kehidupannya. Saya selalu menyarankan para suami untuk mendampingi istri mereka melahirkan. Membersamai istri yang bertaruh nyawa dan merasakan gelombang rasa sakit dahsyat itu akan menguatkan cinta pada 3 orang sekaligus: ibu kita, istri kita, dan anak kita.
Ilustrasi kali ini pendhok jene rinajawerdi dengan dengan motif Hoek. Sebagian sesepuh mengatakan hoek adalah janin, embrio: lambang cikal bakal manusia. Dalam batik, motif Hoek dulunya termasuk awisan dalem. Ia terdiri dari unsur kerang, binatang, tumbuhan, cakra, burung, sawat, dan gurdha. Kerang bermakna kelapangan hati, binatang menggambarkan watak sentosa, tumbuhan melambangkan kemakmuran, sedangkan sawat ketabahan hati.
Warangkanya Gayaman Kayu Timaha Pelet Kendhit yang di dalam kendhitnya terdapat nuansa hitam, coklat, ungu, dan merah tua. Seratnya alhamdulillah tergolong padat. Kecantikan yang mencerminkan perjuangan pohonnya melawan serangan yang masuk, menaklukkan iklim yang kering dan tandus, tabah mengarungi waktu yang panjang.
Kendhit juga menjasi simbol pengendalian diri: menahan sekaligus mempertahankan. Di perut dan di bawah perut, ada sumber syahwat yang harus dikendhiti, sekaligus ada nikmat yang jika dijaga dan digunakan bagi kemaslahatan akan bermanfaat dunia-akhirat.
"Dan adapun orang yang takut pada keagungan Rabbnya dan menahan diri dari hawa nafsunya, maka surgalah tempat tinggalnya." (QS An Nazi'at: 40-41)
Seperti pesan bait Serat Mijil, pendhok Hoek, dan Warangka Kendhit; mari belajar menahan diri. Ialah salah satu tanda kedewasaan dan hakikat kemanusiaan. Sugeng siang sedaya sederek kulo
Sugeng Ngayahi Karyo (MAKARYO).
Post a Comment for "Belajar Menahan Diri Dari Tembang Jawa Mijil"