Peneliti Menemukan Bahwa Memakai Masker Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental
Sejak munculnya pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh sindrom pernafasan akut parah coronavirus 2 (SARS-CoV-2), universal masking telah diterapkan di banyak negara.
Mengenakan masker atau penutup muka dapat membantu mengurangi risiko terinfeksi SARS-CoV-2, Covid-19 karena dapat mencegah masuknya tetesan pernapasan yang menular. Pada saat yang sama, hal itu bisa mencegah tetesan mengenai orang-orang di sekitarnya saat penderita bersin, batuk, berbicara, atau bernapas.
Sebuah tim peneliti di University of Edinburgh Inggris, menemukan bahwa memakai mask atau masker bisa meningkatkan kesehatan mental. Mereka yang kebanyakan memakai penutup wajah atau masker memiliki kesehatan mental dan rasa nyaman lebih baik dibandingkan mereka yang tidak memakainya.
MASKER
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan penggunaan masker sebagai bagian dari strategi komprehensif untuk mengurangi penularan Covid-19, SARS-CoV-2. Penggunaan masker saja tidak cukup untuk memberikan perlindungan yang memadai, tetapi akan lebih efektif dengan tindakan pengendalian lainnya.
Instansi kesehatan juga merekomendasikan agar kita memakai masker jika berada di sekitar orang lain. Apabila memakai masker dengan benar, masker harus menutupi hidung, mulut, dan dagu.
Sementara itu Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) A.S. menghimbau masyarakat agar mengenakan penutup wajah atau masker yang terbuat dari kain. Masker bedah dan medis hanya ditujukan untuk petugas kesehatan. Hal itu untuk menghindari menipisnya persediaan alat kesehatan yang sangat penting dalam melindungi para pekerja yang berada di garis depan.
HIKMAH
Tim peneliti melakukan analisis longitudinal di Inggris. Untuk sampai pada temuan studi, mereka merekrut peserta yang menyelesaikan survei CovidLife. Datanya kemudian dikumpulkan melalui platform Qualtrics antara bulan April dan Juni 2020. Kemudian hasil kesehatan mental para peserta dievaluasi.
Para peneliti mengungkapkan bahwa kepatuhan terhadap pedoman memakai masker tidak punya hubungan dengan kesehatan mental yang lebih buruk. Tim menemukan bahwa orang yang selalu memakai masker memiliki kesehatan mental yang lebih baik daripada mereka yang tidak.
Peneliti mendapati bahwa memakai penutup wajah atau masker dengan lebih sering tidak akan berdampak negatif pada kesehatan mental kita.
Temuan dalam penelitian tersebut mengungkapkan bahwa kemungkinan merasa cemas adalah 58% lebih rendah di antara mereka yang selalu memakai masker. Kemungkinan mengalami gejala depresi hanya 25%, yaitu lebih rendah di antara orang-orang yang sering memakai masker. Dan kemungkinan merasa kesepian 67% lebih rendah di antara mereka yang selalu memakai mask.
"Memang, yang terjadi sebaliknya: kepatuhan yang lebih besar terhadap pedoman memakai masker dikaitkan dengan berkurangnya kecemasan dan kesepian, kepuasan hidup, dan rasa nyaman yang lebih tinggi," tulis para peneliti dalam makalah tersebut.
Temuan penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang mendapati bahwa tidak mematuhi aturan memakai masker wajah dapat dipandang negatif oleh orang lain. Ini mengungkapkan sisi lain dari perilaku kepatuhan, meskipun stigmatisasi atau ketidaknyamanan memakai masker tidak membahayakan kesehatan mental dan rasa nyaman.
Namun, tim menekankan bahwa memakai masker saja tidak cukup untuk mencegah infeksi Covid- 19, SARS-Cov-2. Mengikuti langkah-langkah pengendalian infeksi seperti mencuci tangan secara teratur, menjaga jarak sosial, dan menghindari tempat keramaian merupakan faktor penting yang harus diterapkan di samping pemakaian masker.
"Data kami memberikan bukti kuat bahwa mengikuti panduan pemerintah tentang pemakaian masker dikaitkan dengan kesehatan mental dan kesejahteraan yang lebih baik daripada yang lebih buruk," tim menyimpulkan.
"Bukti ini bisa menjadi motivator penting untuk advokasi lanjutan oleh pembuat kebijakan dan kepatuhan oleh anggota masyarakat," tambah mereka.
Post a Comment for "Peneliti Menemukan Bahwa Memakai Masker Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental"