Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sebuah Kekesalan, Rasa Kesal

Sebuah Kekesalan, Rasa Kesal


Tiba-tiba hati merasa kesal ketika aku harus menghadapi apapun sendirian, orang yang sebelumnya selalu ada, sekarang tidak peduli lagi, malah dia sering menyalahkanku tentang semua yang aku lakukan dimatanya tidak pernah benar.

Kami bersama-sama memulai, awalnya berjanji ingin menghadapi semuanya bersama. Ada pepatah mengatakan bahwa pohon semakin tinggi akan makin mudah tertiup angin, dan ketika tiupan angin itu makin kencang aku harus menghadapi sendirian.

Aku jadi berfikir kadang orang mudah bosan dan berada di titik jenuh, pada saat itu dia lebih memilih untuk berhenti dan tidak lagi mau berjuang bersama. Ada juga orang yang mau susah senang tetap bersama dan tetap tidak putus asa menghadapi banyaknya rintangan.

Nasib dan keadaan hidup seperti roda berputar kadang di bawah dan kadang berada di atas, itu akan terjadi secara terus menerus. Hanya yang kuat yang mampu untuk bertahan. Sebagai manusia aku akan selalu menjadi orang yang bertanggung jawab dengan semua yang aku lakukan, dan yang harus ku tanggung.

Aku tidak suka melakukan hal apapun setengah-setengah, tapi selalu berusaha melakukan, memberikan yang terbaik. Terlalu banyak manusia di dunia ini dan masing-masing punya sifat, karakter yang berbeda. Yang berkarakter wajar itulah yang bisa diterima oleh kebanyakan orang.

Aku akan mengambil hikmah dari kekesalan dan rasa kesal ini. Kadang kesempatan tidak akan datang dua kali. Mulai sekarang saatnya aku memulai lembaran baru yang lebih baik lagi. Aku juga punya planning terbaik yang akan ku tunjukkan ke orang lain pada saatnya nanti......

Post a Comment for "Sebuah Kekesalan, Rasa Kesal"