Iman Seseorang Diuji Ketika Jadi Pemimpin
Contohnya juga di Indonesia yang terkenal dengan korupsinya, melibatkan pejabat di kalangan atas. Di Indonesia siapapun yang menjadi Presiden pasti banyak pro dan kontra. Pro dan kontra sangat jelas terlihat di sosial media seperti Facebook, X/twitter, YouTobe atau Tiktok.
Orang bebas menuliskan argumentasi, mengeluarkan pendapat di sosial media karena kebebasan bersosial media. Kebebasan itu banyak disalah gunakan oleh kebanyakan orang hingga mereka kehilangan nalar dan logika.
Kalau aku sendiri netral, tidak mau ikut campur tapi kadang hanya nyimak karena ingin tau bagaimana orang menanggapi sebuah konten di sosial media, ada yang komen positif dan bisa diambil hikmahnya tapi banyak juga tanggapan negatif menggunakan kata-kata yang tidak ber-etika.
Kata-kata seseorang, itu menunjukkan kharakter juga kecerdasan seseorang. Banyak orang yang bijak, bisa mengungkapkan kata-kata menggunakan nalar dan logika dan respect atau menghormati orang lain, tapi banyak juga yang sebaliknya.
Banyak pemimpin yang ketika kampanye membuat janji dengan program-programnya untuk mengambil hati rakyat tapi ketika terpilih mereka mengingkari janjinya yang membuat rakyat tidak puas hati hingga apatis. Ada pemimpin yang benar-benar punya jiwa pengabdian untuk rakyat dan ditunjukkan dalam kenyataan tapi juga banyak yang sebaliknya.
Dari situ IMAN seseorang memang diuji, menjadi pemimpin yang benar-benar ingin mengabdi kepada rakyat atau hanya setengah-setengah saja karena punya kepentingan tertentu. So, menurut aku, nenjadi pemimpin yang benar-benar amanah memang tidak mudah dan butuh iman yang kuat apapun agama atau kepercayaannya.
Kembali lagi tentang orang yang koar-koar di sosial media tentang pro dan kontra dalam menghadapi sebuah konten atau postingan. Disana banyak postingan atau komen yang negatif karena ketidak puasan terhadap pemimpin atau atasan. Belum tentu postingan atau komen tersebut ditanggapi oleh atasan, karena kita ini siapa? Kalau hanya rakyat kecil.
Di atas aku katakan bahwa siapapun yang menjadi Presiden khususnya di Indonesia pasti banyak pro dan kontra. Apalagi di Indonesia yang jumlah penduduknya ratusan juta, berarti punya ratusan juta kharakter manusia yang berbeda. Bapak Presiden dan bawahannya dalam mengatur berjuta-juta rakyat yang majemuk pasti tidak mudah juga.
Contoh yang lain misalnya seorang guru dalam mengatur muridnya satu kelas yang hanya terdiri dari puluhan orang saja pasti tidak mudah, apalagi menyatukan rakyat bangsa Indonesia. Tapi pemimpin-pemimpin seharusnya menjadi contoh tauladan bukan sebaliknya. Sebagai rakyat harusnya menjadi warga negara yang baik, simple saja sebenarnya.
Contoh simple:
- Orang tua harus menjadi contoh dan tauladan untuk anak-anaknya dan ditunjukkan dalam perilaku, realita.
- Seorang GURU (digugu, ditiru) harus menjadi contoh dan tauladan bagi muridnya, bukan sebaliknya.
Banyak pemimpin yang korupsi, kenapa mereka korupsi, walau terlihat rajin ibadah? Mungkin mereka tidak tahan godaan ketika melihat uang yang banyak. Coba orang yang koar-koar di sosial media dengan postingan dan komen-komen begatifnya. Kalau mereka jadi pemimpin belum tentu amanah, apalagi kalau melihat uang yang banyak, walau relatif bukan semua orang begitu. Memang dibutuhkan iman yang kuat, VERTIKAL ( hidup di dunia hanya untuk Ibadah kepada Tuhan)!
Coba Anda pikirkan, banyak pemimpin dengan pangkat tinggi, gaji besar tetapi mereka masih karupsi, kurang bersyukur, berarti mereka imannya belum kuat karena masih melakukan dosa dan hanya memikirkan keduniaan, kemewahan. Dan misalnya orang yang selalu koar-koar di SOSMED, andai mereka menjadi pemimpin, kalau imannya tidak kuat bisa saja korupsi.
Setiap orang punya kharakter dan prinsip yang berbeda. Kalau rakyat kecil seperti aku lebih baik netral, tetap respect terhadap pemimpin. Biarkan pemimpin menjalankan tugasnya. Tentang ketidak adilan yang dilakukan pemimpin misalnya, pemimpin yang tidak amanah? Kadang kalau mau protes pun tidak ada gunanya. Lebih baik focus pada diri sendiri karena kehidupan sehari-hari juga tidak dibiayai pemerintah (untuk kita rakyat kecil, rakyat biasa), dan kadang keaddilan itu bisa dibeli untuk mereka yang berduit, kecuali keadilan Tuhan.
Tetaplah cerdas dalam menggunakan sosial media, lebih baik focus di dunia real dan jangan terpengaruh dengan konten yang belum tentu benar atau valid. Jangan mudah percaya atau menelan mentah-mentah terhadap postingan atau berita yang belum tentu terbukti kebenarannya. Selalu berfikir dengan nalar dan logika. Lebih baik introspeksi diri sebelum menilai negatif terhadap orang lain.
Konten negatif atau berita yang sebenarnya tidak benar bisa menimbulkan gosip dan fitnah karena banyak orang yang membuat konten dengan judul menarik, seolah-olah benar dan orang awam akan percaya begitu saja tanpa mem-validasi kebenarannya. Di zaman sekarang yang teknologi semakin maju, apapun bisa di edit misalnya dengan menggunakan AI atau kecerdasan buatan. AI sering disalah gunakan oleh mereka untuk membuat konten negatif.
Setiap pemimpin dari kalangan bawah sampai atasan pasti punya niat yang baik, punya jiwa pengabdian, jadi berikan mereka kesempatan untuk memimpin. Apabila tidak puas dengan cara kerja pemimpin pasti ada wadah atau tempat yang tepat untuk mengadu atau protes.
Pemimpin dan rakyat harus tetap menjaga image didepan negara lain, menjaga citra yang baik, karena di kenyataan banyak image negatif dari penilaian negara lain.
Setiap negara pasti punya kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan Indonesia. Banyak kelebihan yang dimiliki oleh Indonesia contohnya kekayaan alamnya atau penduduknya yang punya banyak pencapaian dan prestasi di dalam dan luar negeri.
Semua pemimpin dari kalangan bawah sampai atas apapun jabatannya, mereka hanya manusia biasa yang dapat berbuat khilaf. Untuk siapapun yang jadi pemimpin, jadilah pemimpin amanah yang benar-benar ingin mengabdi kepada rakyat atau bawahannya. Lebih baik punya uang sedikit tapi berkah daripada punya uang banyak tapi dari hasil yang tidak berkah, dan uang walau sedikit kalau berkah akan terasa lebih nikmat.
Sesungguhnya apapun yang dilakukan manusia baik atau buruk pasti ada pertanggung-jawabannya, pasti akan menerima akibatnya. Berbuat baik akan dapat imbalan yang baik dan sebaliknya. Selalu berfikir vertikal. Manusia dilahirkan di dunia ini hanya sementara, perbanyak ibadah. Akibat perbuatan baik atau buruk akan ada imbalan, baik di dunia atau di akherat yang kekal. Hukum sebab akibat tetap akan berlaku. Anda memilih yang mana?
Post a Comment for "Iman Seseorang Diuji Ketika Jadi Pemimpin"
Post a Comment