Ramainya Pro Dan Kontra Dalam Menanggapi Berita Media

Selama ini aku lebih suka menyimak konten di sosial media. Antara platform Facebook, Instagram, TikTok atau X konten beritanya berbeda.

Kalau di Twitter atau X yang lagi booming saat ini adalah tentang pembahasan ijazah palsu. Ketika orang share atau posting di X tentang ijazah palsu maka ada dua tanggapan, komen dari orang-orang yang pro dan kontra.

Aku mengikuti berita di sosial media hanya karena ingin tau tentang informasi agar tidak ketinggalan zaman tanpa memberi komentar disana. 

Banyak komen positif atau negatif mereka dalam menanggapi konten, kata-kata yang sopan dan tidak sopan, kalau terlalu marah maka kata-kata negatif akan keluar.

Konten foto juga banyak, entah foto benar atau editan yang niatnya untuk menggiring opini. Jadi menurutku dalam menanggapi sesuatu nalar kita harus dimainkan jangan hanya terbawa emosi.

Aku lebih suka membandingkan sebuah konten berita dengan cara membuka platform media seoerti CNN, Tribun, CNBC atau media lain yang benar-benar netral dan profesional. Disana akan keluar berita tentang konten yang sama dan netral.

Mereka para jurnalis dan penulis berita punya aturan, etika dalam menulis berita yang diterbitkan dan dibaca oleh public, orang awam. Kalau tulisannya melanggar TOS pasti menerima akibatnya.

Banyak media yang beritanya condong atau pro pada kumpulan tertentu yang sehati, misalnya yang mendukung partai tertentu. Yang mayoritas biasanya akan menang tapi tetap dimusuhi oleh yang kontra.

Kalau pendapatku lebih baik jangan terpancing dengan konten berita sosial media. Lebih baik fokus pada diri sendiri, memikurkan dan melakukan hal yang lebih penting.

Kebebasan bersosial media akan membuat berita menjadi berlarut-larut, menyita waktu dan pikiran padahal semua itu bukan urusannya. Cerdas bersosial media itu penting, dan jangan mudah terpancing dengan berita atau konten yang belum tentu benar. 

Saat ini banyak konten yang dibuat, diedit menggunakan teknologi AI untuk mengelabuhi orang awam.