Pulang ke Rumah: Hangatnya Mudik Akhir Tahun di Jogja
Saya adalah putra asli Yogyakarta yang sudah puluhan tahun merantau. Bagi orang biasa seperti saya, merantau adalah jalan untuk mencari kemajuan hidup yang sulit diraih jika hanya berdiam diri. Namun, tentu setiap orang memiliki prinsip yang berbeda; ada yang memilih untuk menetap di kampung halaman dan kehidupan mereka pun tetap berjalan baik-baik saja.
Setiap tahun, saya biasanya pulang ke Jogja sebanyak satu hingga tiga kali. Momen yang paling sering saya pilih adalah bulan Desember, bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Selama puluhan tahun, saya terbiasa naik dan turun pesawat melalui Bandara Adisutjipto. Namun, sejak Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo beroperasi, saya beralih ke sana karena lokasinya jauh lebih dekat dengan rumah saya di Samigaluh.
Pada akhir Desember 2025 ini, saya kembali pulang. Suasana di YIA sangat padat oleh penumpang. Jogja memang kota yang ramah dan selalu magnet bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Setiap kali saya terbang dari atau menuju Jogja, saya hampir selalu berada di satu pesawat dengan para turis asing.
Saat mudik, saya selalu menyempatkan diri jalan-jalan ke pusat kota, mulai dari kawasan Malioboro hingga Pasar Beringharjo. Suasananya selalu penuh sesak, apalagi saat libur Nataru. Untuk berjalan kaki saja kita harus rela berhimpitan dengan pengunjung lain. Namun, suasana ramai itulah yang dirindukan. Jogja memang tidak pernah membosankan. Harga suvenir yang terjangkau dan barang-barang khas yang unik menjadi daya tarik utama bagi pengunjung yang ingin berbelanja oleh-oleh.
Tak hanya itu, kuliner khas Jogja yang lezat dan murah juga menjadi alasan mengapa orang selalu ingin kembali. Jogja adalah perpaduan wisata historis dan kreatif. Kerajinan tangannya sangat otentik, berbeda dari daerah lain, sehingga memikat wisatawan luar daerah.
Menjelang akhir tahun, ribuan orang diperkirakan memadati Jogja, baik itu wisatawan maupun para perantau yang pulang kampung. Bagi kami, orang Jogja di perantauan, mudik di akhir tahun terasa seperti sebuah kewajiban untuk melepas rindu, kecuali bagi mereka yang memang terhalang kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan.






Post a Comment for "Pulang ke Rumah: Hangatnya Mudik Akhir Tahun di Jogja"
Post a Comment