Banyak Remaja Yang Tidak Punya Nyali Kerja Di LN, Apa Penyebabnya?

Di Indonesia mencari kerja saingannya sangat sengit, untuk mencapai gaji yang tinggi juga diperlukan ijazah yang tinggi. Ijazah yang tinggi diperoleh dari kuliah yang membutuhkan biaya besar. Namun aja juga lulusan SMK yang langsung bisa kerja sesuai dengan jurusannya.

Untuk mencari gaji yang lebih tinggi orang atau remaja lulusan SLTA akan memilih untuk bekerja di luar negeri melalui penyalur tenaga kerja yang banyak terdapat di Indonesia. Namun tidak semua remaja punya nyali untuk bekerja di LN atau luar negeri.

Kenapa mereka tidak punya nyali ya? Mungkin karena tidak ingin berada jauh dari keluarga, orang tua, tetap ingin berada di zona nyaman, menerima keadaan apa adanya. Atau mungkin juga karena sudah menjadi prinsip, dan walau banyak orang yang menyarankan agar kerja di LN tapi tetap tidak punya minat.

Padahal remaja di zaman sekarang pegangannya adalah gadget yang bisa dipakai untuk melayari internet, dan mereka pasti melihat di sosial media tentang orang-orang yang berhasil karena bekerja di LN. 

Betapa banyak berita-berita atau konten di sosial media seperti Facebook, Instagram, X atau platform sosmed lainnya yang memberitakan tentang mereka yang telah berhasil bekerja di luar negeri dengan gaji besar.

Selain itu di sosial media juga banyak penyalur tenaga kerja ke LN resmi yang menawarkan pelatihan kerja ke negara lain seperti Korea, Malaysia, Jepang, dll, dengan tawaran lengkap dan menarik. 

Bekerja ke LN sambil mencari pengalaman

Kalau kita banyak membaca akan mendapat pengalaman dan punya wawasan luas, tapi bacalah sesuatu yang bermanfaat jangan membaca konten negatif. Tapi kalau kita melangkahkan kaki keluar, contohnya bekerja ke LN akan dapat nilai plus berupa pengalaman langsung.

Ketika berada di LN kita akan bertatapan, bertemu, bergaul dengan banyak orang asing dan itu akan menambah pengalaman. Tetapi apabila ketemu dengan orang dari negara lain juga perlu berhati-hati dan respect karena mereka punya tradisi yang berbeda, ambil pengaruh positif bukan negatifnya.

Apa pengalaman yang didapat ketika berada di LN? tentu saja kita akan melihat alam dan adat budaya yang berlainan dengan Indonesia, juga makanannya. Sebagai migran juga harus menghormati adat, budaya ketika berada di negara lain, harus belajar bahasa negara tersebut agar bisa berkomunikasi dengan orang disana.

Dengan bekerja di luar negeri selain mendapat gaji yang lebih besar juga akan mendapat banyak pengalaman.

Terkendala biaya

Proses untuk magang bekerja ke luar negeri membutuhkan biaya terutama untuk yang ingin ke Jepang, Korea. Untuk bekerja di kedua negara itu gajinya cenderung lebih besar tapi prosesnya membutuhkan biaya dan waktu minim 6 bulan dari medikal, belajar bahasa dan skill.

Ada orang yang minat tapi tidak mampu membayar biayanya yang lumayan besar yaitu sekitar 25-50 juta rupiah itu contoh kalau ingin bekerja di Jepang. Kalau TKW yang ingin bekerja sebagai asisten rumah tangga di LN seperti Singapura, Taiwan, Hong Kong biasaya biaya prosesnya dipotong gaji selama 6 bulan dan prosesnya lebih singkat.

Sebagai Penyemangat

Untuk kamu yang mampu atau orang tua bisa membiayai magang kerja di LN apa salahnya untuk mencoba dengan niat dan nyali yang besar. Masa depan berada di tangan sendiri, atau selamanya ingin menggantungkan orang tua, atau menerima begitu saja pendapatan/income yang lebih kecil.

Bekerja di LN bukan mudah seperti bayangan tapi butuh mental yang kuat. Apa salahnya belajar mandiri ketika jauh dari orang tua, family. Ketika berada di LN berarti juga harus biasa menyelesaikan masalah sendiri karena tidak bisa selamanya menggantungkan orang lain seperti teman. Gaji kerja di luar negeri lebih besar dan bisa dipakai untuk modal usaha setelah pulang ke Indonesia nantinya.

Namun ketika berada di LN kamu juga tidak sendiri, ada banyak teman seperjuangan, senasib. Hati-hati juga ketika bergaul dengan teman jangan sampai terkena pengaruh negatif. Orang yang punya keinginan, punya nyali bekerja di LN karena masalah kesusahan ekonomi dan untuk masa depan yang lebih baik. Tidak ada sukses yang bisa dicapai dengan mudah, semua butuh proses.