Kualitas Tidur Bisa Ungkap Risiko Gangguan Mental, Kata Ilmuwan

Kualitas Tidur Bisa Ungkap Risiko Gangguan Mental, Kata Ilmuwan

👉 Studi Ungkap Profil Tidur Bisa Jadi Penanda Awal Gangguan Mental

Para ilmuwan baru saja mengidentifikasi lima profil tidur yang berbeda—dan temuan ini bisa menjadi kunci untuk mendeteksi gangguan kesehatan mental lebih awal.

Dalam studi yang dipublikasikan pada 7 Oktober di jurnal PLOS Biology, para peneliti menemukan bahwa kualitas tidur tidak hanya ditentukan oleh durasi atau seberapa gelisah seseorang saat tidur. Faktor genetik dan kondisi emosional seperti stres, kecemasan, dan kesedihan juga memainkan peran penting. Setiap profil tidur yang ditemukan berkaitan erat dengan fungsi kognitif dan kesejahteraan seseorang.

“Saya berharap para dokter mulai melihat tidur secara lebih mendalam dalam penilaian klinis mereka,” kata Aurore Perrault, peneliti utama dari Woolcock Institute of Medical Research di Sydney. “Bukan hanya bertanya, ‘Tidur Anda baik atau buruk?’ atau ‘Berapa lama Anda tidur?’ tapi menggali lebih jauh.”

👉 Tidur dan Kesehatan Mental: Hubungan yang Kompleks

Sudah lama diketahui bahwa kurang tidur meningkatkan risiko depresi, kecemasan, penyakit jantung, dan gangguan kognitif. Namun, arah dan penyebab hubungan ini masih belum sepenuhnya dipahami. Banyak studi sebelumnya juga belum mengklasifikasikan tidur secara rinci.

Untuk menjawab tantangan ini, para peneliti menganalisis data dari Human Connectome Project—sebuah inisiatif yang memetakan koneksi saraf di otak manusia. Mereka meneliti data dari 770 orang dewasa muda berusia 22 hingga 36 tahun, kelompok usia yang relatif bebas dari pengaruh penuaan terhadap tidur.

Dengan menggunakan teknik pembelajaran mesin tanpa pengawasan, para ilmuwan mengidentifikasi pola statistik antara gaya hidup, pencitraan otak, dan karakteristik tidur. Mereka menggunakan Indeks Kualitas Tidur Pittsburgh untuk menilai pengalaman tidur peserta selama sebulan terakhir. Skor rata-rata peserta adalah 5,14 dari skala 0–19, dengan skor 5 atau lebih rendah dianggap sebagai kualitas tidur yang baik.

👉 Lima Profil Tidur yang Terungkap

Dari analisis tersebut, muncul lima profil tidur utama:

  1. Tidur Buruk
    Mengalami kesulitan untuk tidur dan tetap tertidur. Sering disertai gejala kecemasan, depresi, kemarahan, stres, serta gangguan fungsi di siang hari.

  2. Tahan Tidur
    Meski memiliki masalah kesehatan mental seperti ADHD dan kesulitan fokus, mereka tidak melaporkan gangguan tidur.

  3. Tidur Pendek
    Tidur dalam durasi singkat. Cenderung mengalami masalah dalam berpikir, mengingat, serta menunjukkan agresi dan tingkat keramahan yang rendah.

  4. Pengguna Alat Bantu Tidur
    Pola tidur dipengaruhi oleh penggunaan alat bantu seperti obat tidur, CBD, teh herbal, atau resep medis.

  5. Tidur Terganggu
    Tidur sering terputus, kemungkinan akibat konsumsi alkohol, rokok, atau dehidrasi, yang berdampak pada kesehatan dan aktivitas harian.

Setiap profil juga dikaitkan dengan “tanda saraf”—respon otak yang mencerminkan kondisi seperti suhu tubuh, mimpi buruk, atau fluktuasi hormon.

👉 Potensi untuk Diagnosis dan Intervensi

Dr. Henry Yaggi dari Yale Centers for Sleep Medicine, yang tidak terlibat dalam studi ini, memuji pendekatan komprehensif penelitian tersebut. “Ini jauh lebih mendalam daripada penilaian tidur biasa,” ujarnya.

Perrault dan Yaggi melihat potensi besar dari kelima profil ini sebagai biomarker—penanda biologis yang bisa membantu mendeteksi risiko gangguan mental seperti kecemasan dan depresi sejak dini. Profil ini juga bisa menjadi panduan dalam memilih intervensi yang tepat, seperti terapi bicara, aplikasi tidur, atau penggunaan alat CPAP.

Menariknya, temuan ini juga bisa menjelaskan mengapa sekitar 40% pasien tidak merespons terapi perilaku kognitif untuk insomnia (CBT-I). Dengan memahami profil tidur seseorang, pendekatan pengobatan bisa menjadi lebih personal dan efektif.

Post a Comment for "Kualitas Tidur Bisa Ungkap Risiko Gangguan Mental, Kata Ilmuwan"